Keutamaan Sedekah

Membangun Sifat Dermawan


Kedermawanan bukanlah semata sikap yang tumbuh dengan sendirinya pada diri seorang anak. Namun juga butuh pembiasaan sedari kecil. Ketika anak mulai memasuki usia balita, biasanya ia mulai mengerti tentang apa itu ‘milik’. Dia mulai memahami, ada barang-barang miliknya, ada barang milik orang lain.
Namun kesadaran tentang milik ini terkadang –atau malah seringnya– disertai berkembangnya sifat ‘pelit’. Ada rasa keberatan bila dia harus memberikan sebagian miliknya kepada orang lain atau barang miliknya sekadar dipegang, dipinjam atau digunakan oleh orang lain. Yang seperti ini kadangkala menjadi biang pertengkaran si anak dengan saudara atau teman sepermainannya.

Baca entri selengkapnya »

Komentar
Penyakit Pada Harta

7 Desember 2009 pukul 08:46 · Disimpan dalam . LIHAT SELURUH ARTIKEL, 10. Keutamaan Sedekah
Al Imam Sufyan Ats-Tsauri – semoga Allah merahmatinya – berkata : ‘Isa bin Maryam – ‘Alaihissalam – bersabda: “Cinta dunia adalah pangkal segala kesalahan, dan pada harta terdapat penyakit yang sangat banyak.”
Beliau ditanya: “Wahai ruh (ciptaan) Allah, apa penyakit-penyakitnya?”
Baca entri selengkapnya »

Komentar
Harta Kita Yang Sesungguhnya

19 Oktober 2009 pukul 22:50 · Disimpan dalam . LIHAT SELURUH ARTIKEL, 03. Jalan Untuk Memperbanyak Amal & Ibadah, 10. Keutamaan Sedekah, 5. Kebahagiaan dan Ketenangan Jiwa
Manusia umumnya gemar menumpuk atau menimbun harta. Namun mungkin tak pernah disadari bahwa harta mereka yang hakiki adalah segala perbuatan yang ditujukan pada kebaikan.
Banyak orang berlomba-lomba mencari harta dan menabungnya untuk simpanan di hari tuanya. Menyimpan harta tentunya tidak dilarang selagi ia mencarinya dari jalan yang halal dan menunaikan apa yang menjadi kewajibannya atas harta tersebut, seperti zakat dan nafkah yang wajib.
Namun ada simpanan yang jauh lebih baik dari itu, yaitu amal ketaatan dengan berbagai bentuknya yang ia suguhkan untuk hari akhirat. Yaitu untuk suatu hari dimana tidak lagi bermanfaat harta, anak, dan kedudukan.

Baca entri selengkapnya »

Komentar
Jangan Menunda-nunda Amal !

8 September 2009 pukul 14:48 · Disimpan dalam . LIHAT SELURUH ARTIKEL, 03. Jalan Untuk Memperbanyak Amal & Ibadah, 1. Nasihat, 10. Keutamaan Sedekah
Ingatlah nasihat seorang sahabat Nabi, Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhu , berkata ia,
“Apabila engkau berada di sore hari, maka janganlah menunggu hingga pagi hari. Dan apabila engkau berada di pagi hari maka janganlah menunggu hingga sore hari. Pergunakanlah waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu. Dan pergunakanlah hidupmu sebelum datang kematianmu.”
(HR. Al-Bukhari no.6416)

Baca entri selengkapnya »

Komentar
Sedekah Sebagai Penolong Di Akhirat

24 Juni 2009 pukul 19:04 · Disimpan dalam . LIHAT SELURUH ARTIKEL, 03. Jalan Untuk Memperbanyak Amal & Ibadah, 10. Keutamaan Sedekah, 4. Selamat di Kehidupan Akhirat
Dibawah ini beberapa keutamaan sedekah (shadaqah), dan semoga membuka hati kita untuk senantiasa memudahkan tangannya untuk bersedekah kepada siapa saja yang lebih membutuhkan sedekah dari kita.

Baca entri selengkapnya »

Komentar
Antara Si Kaya yang Bersyukur dan Si Fakir yang Bersabar

23 Juni 2009 pukul 19:47 · Disimpan dalam . LIHAT SELURUH ARTIKEL, 03. Jalan Untuk Memperbanyak Amal & Ibadah, 10. Keutamaan Sedekah
Diriwayatkan dari Sumayyin maula Abu Bakar bin Abdurrahman bin Al Harits bin Hisyam dari Abu Shalih As-Samman dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu :
“Bahwa kaum fuqara’ muslimin mendatangi Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, kemudian mereka berkata : Wahai Rasulullah, orang-orang kaya telah pergi dengan membawa derajat yang tinggi dan kenikmatan yang kekal (di syurga).
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bertanya : “Mengapa demikian ?”

Baca entri selengkapnya »

Komentar
Kisah Sedekah Yang Salah Alamat

27 Mei 2009 pukul 10:21 · Disimpan dalam . LIHAT SELURUH ARTIKEL, 10. Keutamaan Sedekah, 4. Kisah Teladan
Suatu ketika, Rasulullah Shalallhu ‘Alaihi Wasallam, seperti yang kerap beliau lakukan, berbincang-bincang dengan para sahabat di serambi Masjid Nabawi, Madinah. Selepas berbagi sapa dengan mereka, beliau Shalallhu ‘Alaihi Wasallam berkata kepada mereka,
“Suatu saat ada seorang pria berkata kepada dirinya sendiri, ‘Malam ini aku akan bersedekah!’ Dan, benar, malam itu juga dia memberikan sedekah kepada seorang perempuan yang tak dikenalnya. Ternyata, perempuan itu seorang pezina. Sehingga, kejadian itu menjadi perbincangan khalayak ramai.


                                   Kisah Sedekah Yang Salah Alamat

 Suatu ketika, Rasulullah Shalallhu ‘Alaihi Wasallam, seperti yang kerap beliau lakukan, berbincang-bincang dengan para sahabat di serambi Masjid Nabawi, Madinah. Selepas berbagi sapa dengan mereka, beliau Shalallhu ‘Alaihi Wasallam berkata kepada mereka,
“Suatu saat ada seorang pria berkata kepada dirinya sendiri, ‘Malam ini aku akan bersedekah!’ Dan, benar, malam itu juga dia memberikan sedekah kepada seorang perempuan yang tak dikenalnya. Ternyata, perempuan itu seorang pezina. Sehingga, kejadian itu menjadi perbincangan khalayak ramai.

“Akhirnya, kabar tersebut sampai juga kepada pria itu. Mendengar kabar yang demikian, pria itu bergumam, ‘Ya Allah! Segala puji hanya bagi-Mu.Ternyata, sedekahku jatuh ke tangan seorang pezina. Karena itu, aku akan bersedekah lagi!’
“Maka, pria itu kemudian mencari seseorang yang menurutnya layak menerima sedekah. Ternyata, penerima sedekah itu, tanpa diketahuinya, adalah orang kaya. Sehingga, kejadian itu lagi-lagi menjadi perbincangan khalayak ramai, lalu sampai juga kepada pria yang bersedekah itu.
“Mendengar kabar yang demikian, pria itu pun bergumam,’Ya Allah! Segala puji hanya bagi-Mu. Ternyata, sede­kahku itu jatuh ke tangan orang kaya. Karena itu, aku akan bersedekah lagi!’
Maka, dia kemudian, dengan cermat, mencari seseorang yang menurutnya layak menerima sedekah. Ternyata, penerima sedekah yang ketiga, tanpa diketahuinya, adalah seorang pencuri. Tak lama berselang, kejadian itu menjadi perbincangan khalayak ramai, dan kabar itu sampai kepada pria yang bersedekah itu.
Mendengar kabar demikian, pria itu pun mengeluh, ‘Ya Allah! Segala puji ha­nya bagi-Mu! Ya Allah, sedekahku ternyata jatuh ke tangan orang-orang yang tak kuduga: pezina, orang kaya, dan pencuri!’
“Pria itu kemudian didatangi (malaikat utusan Allah) yang berkata, “Sedekahmu telah diterima Allah. Bisa jadi pezina itu akan berhenti berzina karena menerima sedekah itu. Bisa jadi pula orang kaya itu mendapat pelajaran karena sedekah itu, lalu dia menyedekahkan sebagian rezeki yang dikaruniakan Allah kepadanya. Dan, bisa jadi pencuri itu berhenti mencuri selepas menerima sedekah itu.”

(Diceritakan kembali dari sebuah hadis yang dituturkan oleh Muslim dari Abu Hurairah dalam Teladan Indah Rasullulah dalam ibadah, Ahmad Rofi ‘Usmani)